Memiliki 5 Sekolah, Dakwah Muhammadiyah Raja Ampat Semakin Menggeliat

TK ABA 1 Raja Ampat (Foto: Ust.Musliman, PDM Raja Ampat)

SangPencerah.id-  Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.

TK ABA 1 Raja Ampat

Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia Belanda. Inilah yang menjadi bukti muslim hadir di Raja Ampat jauh sebelum penjajah menyebarkan Agama Kristen maupun Katholik.

Baca ( Sering Tampil Juara, TK ABA di Merauke Sedot Minat Ratusan Siswa) dan ( baca : Alhamdulillah TK ABA Abepura Bawa Pulang 6 Piala)

Kabupaten Raja Ampat sendiri terbentuk pada Tahun 2004. Sedangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Raja Ampat merupakan PDM yang masih muda, baru berdiri Tahun 2011 pasca muktamar satu abad di Yogyakarta. Salah satu tokoh yang turut mempelopori kelahiran Muhammadiyah Raja Ampat adalah Bapak Musliman yang kini menjadi Ketua PDM Raja Ampat.

Menurut Ketua PDM Raja Ampat kini Muhammadiyah Raja Ampat telah memiliki beberapa amal usaha. “Alhamdulillah meski baru resmi berdiri Pada Tahun 2011, kini Muhammadiyah Raja Ampat telah memiliki 3 TK, 1 Madrasah Tsanawiyah dan 1 Madrasah Aliyah. Insya Allah pada Tahun 2017 ini kami akan mendirikan SD Muhammadiyah, mohon dukungannya”, ujarnya.

(baca :Muhammadiyah di Tanah Papua Saja Bisa Mendirikan Minimarket)

Selain memiliki beberapa sekolah, Muhammadiyah Raja Ampat juga memiliki masjid dan musholla,  hingga panti asuhan. Sebuah perkembangan amal usaha yang membanggakan, apa lagi TK ABA disini memiliki siswa mencapai 43 lebih, bukti bahwa dakwah Muhammadiyah yang moderat benar-benar diterima di Papua Barat, khususnya di Raja Ampat.

(Baca : Mahasiswa Kristen Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Gelar Natal Bersama)

Salah satu hambatan untuk berdakwah di wilayah Papua Barat adalah area geografis yang kepulauan benar-benar menyulitkan dan penuh tantangan. Bahkan untuk berkomunikasi via telepon, signal  yang terbatas sering menghambat. Meskipun begitu, semangat dakwah aktivis Muhammadiyah di Raja Ampat tak berkurang, justru semakin hari semakin menyala. Muhammadiyah Raja Ampat ingin membangun Raja Ampat yang lebih berkemajuan, dan untuk mewujudkan itu semua, dukungan keluarga Muhammadiyah dimanapun berada sangat diharapkan. (sp/ja)