SangPencerah.id- Gotong Royong adalah bagian dari identitas dan kharakter Indonesia, ketika hadir di Jawa, masyarakat banyak menyebutnya dengan istilah Sambatan. Istilah ini pun berubah nama, ketika kita menjumpainya dibelahan daerah yang lainnya.
Mirisnya, aktualisasi Gotong Royong dalam kehidupan masyarakat Indonesia terasa semakin sulit ditemui. Hal ini seiring bekerjanya kharakter dari luar, seperti corak liberalism yang menjadikan manusia semakin individualis, semakin hari semakin mendewakan materi.
Alhamdulillah, kekhawatiran hilangnya gotong-royong itu tak perlu kita takutkan ketika hari (Ahad, 27/11) ini kita melihat bagaimana Ratusan Keluarga Muhammadiyah bersama ortom-ortomnya di PCM Wanayasa, Kabupaten Purbalingga bergerak bersama untuk mewujudkan mimpi, mendirikan Muhammadiyah Boarding School Wanayasa. Spirit kebersamaan dan kegotong royongan inilah yang menjadi ruh persyarikatan sekaligus ke-Indonesiaan.
“Alhamdulillah, hari ini sekitar 500 warga Muhammadiyah bersama-sama membangun MBS Wanayasa. MBS ini merupakan pengembangan dari Mts Wanayasa, bagian dari ikhtiar kami untuk terus berjuang mengembangkan persyarikatan.” , Ungkap Pak Wido, Ketua PCM Wanayasa.
Saat ratusan bapak-bapak dan remaja-remaja bergerak mendirikan bangunan, Ibu-Ibu Aisyiyah dan remaja putri IPM dan Ibu-Ibu NA terus bergerak pula untuk menyediakan kudapan. Istimewanya, bukan hanya keluarga Muhammadiyah saja yang terlibat, beberapa anggota dari ormas lain seperti NU, LDII, Salafi juga terlebat. Luar Biasa.
Panas terik dan beratnya beban pekerjaan pun terasa ringan, saat kebersamaan dan Ukhwah ini senantiasa dijalankan. Semoga mimpi untuk mewujudkan Wanayasa berkemajuan dapat menjadi kenyataan. (sp/ja)