Potret Masjid Makmur : “Masjid Ini Tak Segan Mengganti Sandal Jamaah Yang Hilang”

Masjid Jogokaryan

SangPencerah.com- Bertempat di Hall An-Nuur Lantai 3 Yayasan Nurul Hayat, Surabaya, Sabtu (21/05/2016) kemarin diadakan “Sarasehan Takmir Masjid se-Surabaya bersama Tim Takmir Masjid Jogokariyan-Yogyakarta”.

Acara  bertema “Bersama Umat Memakmurkan Masjid” dihadiri oleh perwakilan pengurus takmir  di Surabaya. Hadir sebagai pemateri  Suhariyanto, petugas Biro Pelatihan dan Pengembangan Masjid Jogokariyan. Dalam paparannya, Suhariyanto  menjelaskan tiga tahap mengelola masjid.  How to image, how to manage dan how to make success. Misalnya: how to image, adannya petugas Satpam dan CCTV sebagai keamanan dan kenyamanan di area masjid. Bahkan untuk kenyamanan, Masjid Jogokariyan tak segan mengganti sandal jamaah yang hilang dan menggantinya dengan yang baru.

“Sandal jama’ah hilang, yaa kita ganti yang baru, ikhlaskan dana umat ini untuk pelayanan umat,” terang lelaki kelahiran 1975. How to manage, menyiapkan rantai kaderisasi masjid. Diantaranya dengan  melahirkan anak-anak muda pecinta masjid. Misalnya di Jogokariyanada  HAMAS (Himpunan Anak-Anak Masjid), REMAS (Remaja Masjid), KURMA (Keluarga Alumni Remaja Masjid), dan Takmir.

Suhariyanto menerangkan pentingnya SDK (Sumber Daya Keuangan) sebagai langkah dari how to make success, diantaranya; menyediakan kotak infaq shalat Subuh dan mendirikan badan usaha milik masjid berupa pengelolahan hotel dan meeting room/tempat pertemuan dan rapat.

Menjelang sesi terakhir, Suhariyanto menegaskan bahwa masjid ini dibangun secara terbuka untuk semua Muslim, dimana adanya toleransi dari berbagai mahzab maupun ormas. “Masjid kita jadikan tempat ukhuwah dan terbuka tanpa ada diklaim dari satu golongan,“paparnya.

Sebelum menutup acara sahabat masjid, Suhariyanto memberikan trik ampuh agar masjid ini bisa ramai dari kalangan muda-mudi.

“Masjid ini kita fasilitasi Wi-Fi, agar daya tarik anak muda bisa terpacu dengana dannya program jama’ah  Wi-Fi sampai malam serta di lanjut dengan shalat tahajjud,” imbuhnya.

Di akhir acara, Candra, salah satu peserta mengungkapkan materinya bisa menambahkan masukkan baru yang belum kami peroleh dan terapkan, salah satunnya, menyatukan sesama Muslim.

“Tidak memandang lembaga/ormas apa, karena disitulah kemakmuran masjid akan terasa dan ukhuwah islamiyah semakin erat,” ungkap peserta takmir Masjid Baitur Syakur, Tropodo, Surabaya ini. (sp/jwt)

Nakah : Andre Rahmatullah, Anggota PENA JATI

Editor : Redaksi Sang Pencerah