Inilah Fakta Tersembunyi di balik Kasus Penutupan Warung Makan di Serang

Perwakilan JITU Serang bersama Ibu Saenih

SangPencerah.com – Kasus pedagang warung makan, Ibu Saenih, yang terkena razia Satpol PP karena buka di siang hari Ramadhan, cukup menghebohkan, setelah di blow up oleh media mainstream. Kelompok wartawan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menemukan sejumlah fakta-fakta menarik setelah berkunjung pada Ahad (12/6) siang, ke rumah Ibu Saenih, pedagang nasi di Serang, Banten yang digusur Satpol PP karena tetap buka pada jam puasa.

Diantara fakta menarik itu dilaporkan JITU melalui akun @jituofficial di situs Chirpstory.

Berikut adalah hasil laporannya:

1. Ibu Saenih ternyata ga lulus SD dan tidak bisa membaca. Sehingga, tidak bisa membaca edaran tempelan di depan rumahnya. #Ramadan

2. Jadi memang sudah ada edaran larangan jualan siang hari (jam 04.30-16.00) ditempel di depan rmhnya tp bu Saenih gak bisa baca#Ramadan

3. Ini surat edaran dan himbauan menyambut bulan suci #Ramadan yg ditempel SatpolPP di dpn rumah bu Saenihpic.twitter.com/LSHSm1FC4R

4. Meskipun sejumlah barang daganganny disita SatpolPP, sampai hari ini Ibu Saenih masih berjualan walau hanya dgn pintu sedikit terbuka.

5. Saenih: “Kalau sudah dpt modal & itu sangat diharapkan. Saya janji mau buka usaha baru yg lebih layak & tutup pada siang hr di Bln puasa.”

6. Dari poin tsb, trnyata ibu Saenih memang murni tidak tahu atas kesalahan yg diperbuat olehnya dan siap menaati peraturan daerah

7. Ironisnya, kita melihat pemberitaan di media soal penggusuran Ibu Saenih sangat tendensius. Meskipun mereka bilang “ini bukan soal agama”

8. Kita tidak mempermasalahkan sumbangan ke ibu Saenih dari para netizen karena kami percaya#Ramadan membawa berkah bagi kaum lemah..

9. Tapi pada akhirnya, isu ini digulirkan ke arah pengebirian perda2 yg berbau syariah seperti himbauan di bln #Ramadan di Kab. Serang

10. Bantuan utk ibu Saenih ialah amal saleh, tapi jgn sampai kearifan lokal yg menyangkut Muslim diabaikan @jokowipic.twitter.com/BNX0GkwYYb

11. MUI Provinsi Banten terlihat bijak dalam menyikapi kasus Ibu Saenih.. berikut kami paparkan himbauan dr para ulama Banten, sbb:

11a. PolPP adalah aparat pemda yg berwenang melakukan penindakan dlm penegakan perda tp MUI Banten meminta agar tidak ada penyitaan dagangan

11b. Umat Islam dihimbau tetap tenang dan tdk terpengaruh provokasi pihak2 yg memanfaatkan kejadian ini #Ramadan#MUIBanten

11c. Menyampaikan terimakasih pd masyarakat yg telah tolong menolong dlm kebaikan. Semoga Allah gandakan balasannya #Ramadan #MUIBanten

11d. Menghimbau kepada pedagang agar tetap tenang dan jalankan usahanya selama menjalankan adat Banten dgn menghormati org yg puasa #Ramadan

11e. Menghimbau semua pihak agar tdk mengembangkan peristiwa ini semakin liar&tdk terkendali shingga terjadi konflik yg tdk diinginkan

11f. Terakhir, ulama di MUI Banten mengajak agar masyarakat dlm menyelesaikan masalah ini dan sgala dampaknya diserahkan pd pemda setempat..

12. Semoga pak @jokowi bisa jernih melihat persoalan, mendengarkan para ulama dan sesepuh adat dlm kasus Ibu Saenih pic.twitter.com/x7LwXY9KnA