Haedar Nashir : Saya Mimpi Menjadi Camat, Tapi Takdir Memimpin Umat Muhammadiyah

Dr.Haedar Nashir

SangPencerah.com- Acara Silaturahmi Alumni & Tabligh Akbar menyambut Ramadan berlangsung di komplek SMAN 10 Bandung. Dr.Haedar Nashir,M.Si, Ketua PP Muhammadyah, berkisah tentang perjalanan hidupnya sejak sebagai Binrohis (Pembina Kerohanian Islam) di Almamaternya SMAN 10 Bandung. Dia mengaku tidak pernah bermimpi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.

“Saya dulu kuliah di Yogya, justru memimpikan pulang kampung menjadi Camat. Mengelola negara dengan menjadi camat. Tapi itu tak terjadi,” tuturnya.

Haedar Nashir menyatakan karena garis takdir (sunatullah) justru dengan memimpin Muhammadiyah menjadi banyak bertemu dengan para camat se Indonesia. Ia menekankan kepada adik-adik almamater sekolahnya  bahwa jabatan itu hal yang fana, ia datang pergi, tetapi kebermaknaan itulah yang akan menggores lama dan tak akan hilang. Nilai-nilai itu dibangun bersama, berkarya agar sekolah ini tidak kumuh.

“Semua orang tidak boleh berlepas tangan, kami di Muhammadiyah sedikit bicara banyak bekerja, ilmu amaliyah dan amal ilmiah, siapa menanam ia akan mengetam” sebut Haedar.

Lebih lanjut Haedar menyampaikan bahwa: “orang menilai dari kehadiran bagi sesama. Nilai-nilai luhur untuk berbagi kepada sesama tanpa membeda-bedakan agama, apalagi pada sesama. Ramadan itu menjadi momentum untuk mengalirkan energi kebaikan”.

Ia pun menuturkan Indonesia itu punya kekuatan kekayaan alam, memiliki kemerdekaan sebagai rahmat Allah. Namun sayang bangsa ini banyak kehilangan momentum untuk maju karena menyia-nyiakan anugerah.

Haedar Nashir mengutip contoh kemajuan Singapura, punya etos kerja tinggi disiplin tinggi, hemat dan sederhana. Lee Kuan Yew, Perdana Menteri itu menggelorakan “Please do it the well!”.

“Ayo kita bekerja berbuat yang terbaik, berbuat yang terbaik itulah kunci kesuksesan” tegas Haedar.

Di akhir cemarahnya, Haedar Nashir menyatakan tentang  kunci kemajuan itu dengan meningkatkan sikap yang lebih rasional, dan mampu memobilisasi potensi. Kehadiran Ramadhan adalah mengolah pikir dan rohani. Dengan olah pikir dan rohani itu akan mencetak orang yang baik, maka jadikan generasi bangsa kita jadi umat terbaik (khairu umat). Jadikan pula puasa sebagai optimisme, jadilah bibit unggul dan pemenang dalam kehidupan. Dari sekolah, madrasah, pesantren harus lahir sebuah peradaban (sp/ki)