Ratusan Tukang Becak Turut Bahagia, Sambut Kelulusan Pelajar Muhammadiyah Jogja

foto : tribun

SangPencerah.com- Rona bahagia terlihat di wajah-wajah para pengayuh becak yang setiap harinya mangkal di seputaran Titik Nol Kilometer. Sebab, mereka melihat puluhan siswa merayakan kelulusan sekolahnya dengan melakukan hal yang positif, jika dibandingkan dengan berkonvoi maupun mencoret-coret seragamnya.

Salah satunya ada Agung Sapto Ari Cahyadi (42), warga asli Yogyakarta yang bekerja sebagai pengayuh becak sejak 24 tahun lalu. Agung mengaku, biasanya para siswa, khususnya yang berada di DIY ini berkonvoi dengan menggunakan seragamnya yang telah dicorat-coret dan ugal-ugalan di jalanan.

Kali ini ia merasa sangat terbantu, walau hanya dengan satu buah nasi kotak. Setidaknya, dengan nasi kotak itu Agung bisa sangat terbantu untuk mengisi perutnya yang seharian lapar, dan menghemat pengeluarannya untuk membeli makanan.

“Lebih baik seperti ini, dari pada berkonvoi atau mencoret-coret seragamnya. Itu seragam masih bisa disumbangkan kepada yang kurang mampu. Setidaknya sebagai pelajar dan orang yang berilmu pengetahuan, para siswa ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat lainnya, khususnya bagi kita yang kekurangan seperti ini,” ujar Agung kepada Tribun Jogja, Sabtu (7/5/2016) sore setelah mendapatkan nasi kotak dari puluhan siswa.

Ya, puluhan siswa itu adalah perwakilan dari pelajar Muhammadiyah se-DIY. Mereka menolak keras melakukan hal-hal negatif dan bersifat hura-hura seperti berkonvoi dan mencorat-coret seragam saat kelulusan sekolah.

Menurut beberapa dari mereka, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mensyukuri atas kelulusan sekolah. Salah satunya dengan yang mereka lakukan sore ini. “Soalnya dari pada uangnya dipakai konvoi nggak jelas dan buat coret-coret, mendingan dibeliin sembako dan dibagikan kepada orang-orang yang tidak mampu yang ada di jalanan,” ungkap Roes Indah Lestari (18), salah satu siswa SMK Muhammadiyah 2 Moyudan yang mengikuti bakti sosial bertajuk “Aksi Sosial Lulus Seru 2016”, yang difasilitasi oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY (PW IPM DIY).

Hal serupa pun dikatakan oleh Ela Rosmilawati (18). Bakti sosial yang dilakukan untuk merayakan kelulusan itu diharapkan bisa menginspirasi siswa lainnya yang baru lulus maupun yang akan lulus pada tahun yang akan datang untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi banyak orang.

“Untuk apa konvoi-konvoi dan buang-buang uang dengan cara yang tidak bermanfaat. Sebagai siswa, kita juga harus bermanfaat bagi banyak orang,” tambah Ela. Ketua PW IPM DIY, Azhar Nasih Ulwan menuturkan, pihaknya bersama para siswa Muhammadiyah se-DIY menggaungkan rasa syukur terhadap kelulusan para siswa dengan mengadakan sebuah kegiatan sosial yang bisa memberi manfaat kepada orang-orang yang tidak mampu.

Menurutnya, kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan oleh pihaknya, yang mana “Aksi Sosial Lulus Seru 2016” ini merupakan sebuah wujud untuk menyalurkan rasa syukur para siswa terhadap kelulusannya dengan kegiatan yang lebih positif.

“Kami menolak keras perayaan kelulusan yang bersifat hura-hura seperti berkonvoi dan menyoret-nyoret seragamnya,” tambahnya. (sp/tribunjogja)