Dalam Setahun, 335 Anggota Polri Hingga Petinggi Kodim Terjerat Narkoba

ilustrasi
ilustrasi

SangPencerah.com- Keterlibatan anggota TNI dan Polri dalam peredaran maupun sebagai pengguna narkoba, menyentakkan publik.  Tersentak karena dibenak masyarakat selama ini, sebagai aparat keamanan yang bertugas menegakkan hukum, seharusnya mereka tidak terlibat dalam jaringan narkoba.

Itulah kenyataannya. Sepanjang 2015, Polri memecat sebanyak 335 anggotanya dan mayoritas juga tersangkut masalah narkoba. Tahun 2016 ini tentu jumlahnya meningkat lagi.

Sementara itu, sejumlah anggota TNI ditangkap karena narkoba. Polres Pangkajene Kepulauan bersama anggota Intelijen Kodim 1421/Pangkep melakukan penggerebekan di Jalan Poros Makassar-Parepare dan berhasil mengamankan beberapa warga termasuk oknum anggota TNI Kodam VII Wirabuana yang terlibat dalam peredaran narkoba. Anggota TNI itu Prajurit Satu (Pratu) DY (25) anggota TNI Kodam VII Wirabuana.

Dalam dua pekan terakhir ini, sedikitnya sudah enam orang oknum prajurit TNI di jajaran Kodam VII Wirabuana yang ditangkap dalam kasus narkotika. Yang terbaru adalah penangkapan Komandan Distrik Militer (Dandim) 1408/BS Makassar Kolonel Inf Jeffri Oktavian Rotti saat sedang pesta sabu di salah satu hotel di Makassar, Selasa (5/4/2016) malam. Dengan penangkapan Dandim Makassar Kolonel Inf Jeffri Oktavian Rotti, berarti sudah enam oknum TNI yang ditangkap nyabu.

Penggrebekan POM Kostad TNI-AD terhadap sebuah rumah di perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, membuat kita menjadi sangat prihatin. Kompleks steril itu kini tercemar oknum anggota jaringan narkoba. Dalam penggerebekan tersebut, diketahui 8 anggota Kostrad, 5 polisi, serta 6 warga sipil diamankan, termasuk salah satunya anggota DPR.

Kita prihatin dengan keterlibatan petugas Polri dan TNI itu. Hal ini merupakan sinyalemen negatif terhadap upaya serius BNN dan Polri dalam upaya pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Perang terhadap narkoba seolah dalam kondisi suram. Kesuraman perang terhadap narkoba kian dalam dengan keterlibatan anggota TNI dan Polri yang seharusnya pada posisi musuh narkoba. Sepanjang 2015, Polri memecat sebanyak 335 anggotanya dan mayoritas juga tersangkut masalah narkoba.

Fakta tersebut semakin membuktikan kejahatan dan jaringan narkoba tidak hanya melibatkan kelompok kejahatan dan pelaku kriminal, juga sudah masuk ke kelompok masyarakat yang seharusnya pemberantas narkoba, yaitu PNS, TNI, Polri, dan bahkan BNN itu sendiri.

Kejahatan narkoba memang sudah luar biasa. Negara tidak boleh diam, harus terus bergerak, berupaya serius dalam upaya mengatasi persoalan tersebut. Pimpinan TNI dan Polri harus menyatakan perang terhadap pelaku kejahatan narkoba.

Negara dan aparat keamanan tidak boleh melakukan pembiaran sedikit pun terhadap persoalan ini. Jika tidak ada upaya segera, masif, dan terstruktur, negara akan benar-benar dalam keadaan tidak berdaya. Negeri ini benar-benar dikuasai mafia-mafia narkoba.

Pemerintah dan aparat seharusnya tegas terhadap siapa saja yang terlibat jaringan narkoba. Kita sepakat dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menegaskan prajuritnya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba akan mendapat sanksi tegas, berupa pemecatan.

Kejahatan narkoba jangan diberi ampun. Kalau dibiarkan, tentu rusaknya moral generasi muda yang notabene sebagai penerus bangsa. Apalagi, Indonesia kini tak hanya menjadi negara transit jaringan narkoba internasional, tetapi sudah menjadi negara produsen narkoba.

Jadi, kalau kita tidak serius, bahkan melakukan pembiaran, jumlah generasi muda kita yang menjadi korban keganasan narkoba akan semakin banyak. Hal ini harus kita cegah antara lain menyatakan perang terhadap kejahatan narkoba.

Disisi lain, masyarakat harus berperan aktif di keluarga dan lingkungan masing-masing untuk mendidik anak-anaknya agar terhindar dari narkoba. Misalnya dengan memperkuat dasar agamanya.

Dengan kerja sama seluruh elemen bangsa dan penegakan hukum yang tegas, bukan tidak mungkin peredaran narkoba bisa ditekan, bahkan bisa dihilangkan. Mari kita selamatkan anak-anak kita dari bahaya narkoba.

Tentu kita mengharapkan Badan Narkotika Nasional (BNN) harus lebih fokus terhadap persoalan TNI. Jangan takut menangkap anggota TNI yang terlibat narkoba, rakyat dibelakangmu. Kita juga meminta agar Panglima TNI memberikan dukungan yang lebih besar dan kuat lagi, baik kepada BNN maupun Polri. (sp/ht)