SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen, 5 Kali Juara Tingkat Nasional

Tim Robot SMP Birul Walidain saat berkompetisi di Sidoarjo Tahun 2014
Tim Robot SMP Birul Walidain saat berkompetisi di Sidoarjo Tahun 2014

SangPencerah.com- Siang (4/3) itu, Afif Nur Fauzi (14) bersama-sama rekannya siswa SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen tengah asyik memainkan tuts keyboard di laptop masing-masing. Dengan lincah jari jemari siswa kelas VIII tersebut berupaya menjalankan Line Follower Robot (LFR) atau (Robot Pengikut Garis) di sebuah lintasan dengan menggunakan program khusus.

Mereka saling bergantian, saat rekannya berhasil memprogram rekan lainnya mengawasi laju mobil robot tersebut. Apakah sudah sesuai dengan perintah atau justru nyasar. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai ajang latihan dalam rangka mengikuti perlombaan Tingkat Internasional yang akan diselenggarakan di Jakarta Islamic Center pada 8 Maret 2016.

Rencananya mereka tidak hanya bersaing dengan tim lokal, melainkan juga melawan tim-tim internasional dari Jepang, Malaysia, dan Singapura. Kategori lomba yang diikuti, yaitu Robot Pengikut Garis. Prestasi yang ditorehkan Tim SMP Birrul Walidain, bukan isapan jempol. Sejak 2013-2016, setidaknya lima trofi berhasil direkuh di tingkatan nasional.

Afif dan rekannya, Muhammad Hafiz Raihan (13), pada awalnya hanya penasaran dengan ekstrakulikuler robotika yang diadakan di sekolah. Berkaca dari serial film Transformer, mereka pun memutuskan bergabung. “Awalnya penasaran coba-coba setelah itu ketagihan. Tiap hari mainan robot terus,” ucap Afif saat ditemui di sekolahnya, Jumat (4/3).

Robot yang dikembangkan Afif dan rekannya tersebut, merupakan Robot Pengikut Garis (RPG). Dengan sebuah program khusus dan sebuah sensor, RPG berbentuk mobil beroda itu dapat bergerak mengikuti pola yang telah disediakan. Mobil-mobil robot tersebut disediakan oleh pihak sekolah. Sebab, selain harus impor dari Amerika harganya pun masih relatif mahal, yakni Rp 3 juta/unit. “Untuk mempelajari tidak susah, tiga bulan mungkin sudah mahir. Yang susah itu kalau garisnya putus-putus.

Kadang perhitungan kita meleset dan bukan lurus tapi belok,” katanya. Afif dan rekannya berharap dengan terus berlatih dan mempelajari seluk beluk robotika dapat menambah pengetahuan tentang dunia robot. Terakhir mereka keluar sebagai juara III Robotika Tingkat Nasional pada 20 Februari 2016. (sp/sm)