Ironis, Gerakan Online Wacanakan Penghapusan Sejarah Islam di India

SangPencerah.com- Sekelompok orang di India secara online menuntut penghapusan periode kerajaan Islam dalam buku-buku sejarah India. Mereka menggunakan hashtag “Remove Mughals From Books” untuk mencoba menghilangkan jejak dinasti yang telah memerintah anak benua India sepanjang abad 16-17.

Dilansir dari BBC, Kamis (3/3), kerajaan Mughal menanamkan pengaruh Islam, baik berupa seni budaya maupun keyakinan, di Asia Selatan. Warisan dinasti ini terus terjaga hingga kini, dalam bentuk arsitektur, sastra, dan makanan. Namun, peristiwa pembunuhan terhadap umat Hindu dan penghancuran kuil juga tercatat sejarah.

Hashtag penghapusan sejarah ini menyeruak setelah pidato terbaru Menteri Pembangunan Sumber Daya Manusia, Smriti Irani, anggota dari partai BJP nasionalis Hindu yang berkuasa. Dalam pidato itu, Irani mencerca buku sejarah untuk murid sekolah dasar. Ia mengklaim buku itu salah mengartikan ketegangan agama di India dan menghina pejuang Hindu kenamaan, Shivaji.

Setelah pidato itu, media sosial menghidupkan kembali perdebatan tentang warisan kerajaan Mughal yang telah banyak diserukan kaum nasionalis Hindu. Hashtag itu telah digunakan lebih dari 35 ribu kali di Twitter. Beberapa orang menyamakan Mughal dengan ISIS.

“Lebih baik kita menghapus Mughal dari buku-buku. Mereka ISIS dari India,” kata salah satu komentar.

Namun, respons balik juga disuarakan orang-orang India. Beberapa monumen paling terkenal di India, termasuk Taj Mahal dan Benteng Merah, dibangun oleh Mughal. Hal ini mendorong respon penulis populer Chetan Baghat.

“#RemoveMughalsFromBooks hari ini. Apa selanjutnya? Membongkar Benteng Merah dan Taj Mahal? Warisan kita harus dijaga, bukan dihancurkan,” tulis Baghat. (sp/rep)