Ponpes Tazakka Jadi Tuan Rumah Silaturahim Pondok Pesantren Muhammadiyah Se-Jawa Tengah

SangPencerah.com – Tepat tanggal 30-31 Januari 2016 suasana gedung robithoh Pondok Modern Tazakka Bandar, Batang, Jawa Tengah tampak ramai dipenuhi peserta acara Silaturahim Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Se-Jateng dengan tema ” Menjadikan PontrenMu Sebagai Pusat Kaderisasi Ulama “, acara tersebut juga dihadiri oleh Staf Ahli seperti Drs H. Muhammad Muqoddas, Lc, MA dan Prof. dr. Mifedwil Djandra dan pengurus harian diantaranya Dr. H. Maskuri, M.Ed, Drs. H. Iyet Maulana H. M, Si. dan lain-lain.

Kiai Anang Rikza Masyhadi Lc, MA, (Pimpinan Pondok Modern Tazakka Bandar, Batang Jawa Tengah) selaku tuan rumah, menyatakan kesyukurannya bisa menjadi tuan rumah dalam acara silaturahim tersebut. semoga silaturahim ini bisa memberikan sumbangsih besar dalam mewujudkan pesantren modern muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi ulama.

Jambore juga menjadi topik bahasan juga dalam sesi hari pertama, insyaallah ke depan akan diadakan jambore tingkat pesantren-pesantren muhammadiyah khususnya wilayah jawa tengah. bagi pesantren muhammadiyah yang ingin mengikuti jambore tersebut masih ada kouta dan bisa mendaftarkan peserta dari pesantrennya ke panitia.

Sesuai dengan tema acara tersebut yaitu ” Menjadikan PontrenMu Sebagai Pusat Kaderisasi Ulama ” pada hari ke-dua pembahasan fokus pada topik bagaimana membuat sistem pondok modern yang baik untuk muhammadiyah, bagaimana pengembangan pesantren, bagaimana pesantren bisa menerapkan kemandirian dalam mengembangkan perekonomian pesantren.

H. Teguh Suhardi (Tokoh Muhammadiyah asal Weleri Jateng) di awal sesi menyampaikan beberapa kehebatan dan kedasyatan wakaf bila dikelola secara produktif. karena bisa dijadikan sebagai wujud kemandirian pondok modern. diantara pengalaman beliau dalam pergerakan wakaf seperti yang diunkapkan “saya sudah melakukan dan memperaktekan gerakan wakaf, maka Pondok Muhammadiyah juga harus bisa memberdayakan wakaf, saya akan beri contoh beberapa pengalaman yang sudah saya lakukan seperti; wakaf asset/benda; Masjid Kalibening, RS Djunaid Pekalongan, Pondok Buaran, Masjid Cheng Ho. wakaf tunai; Gedung-gedung yang ada di Pondok Tazakka. Wakaf Manfaat; Pak Andi mewakafkan dua kamar hotel Aston TB Simatupang Jakarta, Wakaf Profesi; dokter yang memberikan layanan kesehatan secara sukarelawan, arsitektur yang membuat arsitek untuk PM Tazakka tanpa dibayar, kemudian Wakaf Pengalihan Hak; doakan!, InsyaAllah RS QIM Batang sekitar 30% sahamnya akan diwakakafkan ke Pondok Tazakka. Allahumma Amien”.

“Kata kunci mengelola wakaf itu hanya dua; yaitu Al Amal dan Al Amaanah/Cita-cita dan Amanah. karena banyak orang yang punya cita-cita tetapi ketika mendapatkan titipan wakaf mereka tidak amanah, dan tidak sedikit pula orang yang amanah tetapi ketika mendapatkan wakaf seperti uang yang hitunganya di atas ratusan juta kemudian mereka kebingungan ketika ditanya akan digunakan apa wakaf yang telah saya berikan. kenapa bisa seperti itu? karena mereka baru hanya amanah, tetapi tidak memiliki impian ataupun cita-cita yang besar”. Papar Kiai Anang.

Anizar Masyhadi menyampaikan “ Tiga Strategi pengembangan pesantren; Pertama, membangun fisik. Kedua, membangun SDM. Ketiga, membangun networking”. untuk membangun fisik yaitu seperti pergedungan, amal usaha, sarana prasarana itu bisa dengan menggunakan wakaf. sedangkan membangun SDM itu sudah ada dalam pengelolaan zakat dan yang terakhir membagun jaringan maka caranya harus memperbanyak networking yang bisa bersinergi dalam pergerakan pondok pesatren yang kita bangun.

Kiai Anang Rikza Masyhadi juga mengingatkan bahwa dalam melakukan pergerakan apapun jangan melupakan sunah-sunah yang diperaktekan oleh Nabi Muhammad. karena banyak orang yang melupakan bahwa dalam hal pergerakkan terdapat sunnah nabi. contoh ketika Nabi dakwah di Mekkah beliau menikahi seorang pengusaha sekaligus yang bisa melindunginya yaitu Siti Khadijah, kemudian dari para sahabat seperti Ustman bin Affan, Umar bin Khattab, Abdurahman bin Auf dll. mereka adalah para agniya/pengusaha yang membantu Nabi sehingga pergerakkan dakwahnya bisa lebih cepat. inilah yang sudah saya peraktikan dari awal saya membangun Pondok Tazakka, saya sudah merapat dengan H. Teguh Suhardi, kemudian beliau punya link yang pengusaha besar lainnya dan dikenalkan ke saya sehingga alhamdulillah tazakka bisa lebih cepat dalam pergerakkanya.

Terakhir para peserta silaturahim dibawa keliling ke seluruh amal usaha-usaha yang dimiliki pondok tazakka, yang mana semua amal tersebut didirikan dan dikembangkan dengan wakaf.

“kami merasakan ada sesuatu yang hilang dalam pengembangan pesantren bahwa para ulama ataupun kiai pondok harus bisa bersinergi dengan para pengusaha” kata Abdul Azis selaku Staf PP Muhammadiyah Pusat dan Ketua Panitia Silaturahim Regional PontrenMu Se-Jateng. (sp/mch)

Reporter : Fauzi Azzam