IMM UAD Pelopori KKN Anak Bangsa

SangPencerah.com – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian bagi mahasiswa untuk masyarakat, dalam hal ini penyaluran dan implementasi disiplin ilmu yang dimiliki mahasiswa. Kuliah Kerja Nyata Anak Bangsa, yang selanjutnya disingkat KKN-Anak Bangsa, adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembelajaran dan pemberdayaan melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar oleh 18 mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yang juga merupakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UAD.

KKN-Anak Bangsa dilaksanakan dengan prinsip co-creation (gagasan dari pihak tertentu), co-financing (dukungan dari berbagai pihak terkait), flexibility (menyesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan dan kebutuhan pemerintahan, mitra kerja, dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah), sustainability (kegiatan harus melahirkan pembangunan berkelanjutan di tengah masyarakat sasaran), dan research based community service (setiap kegiatan didasarkan atau dilaksanakan berdasarkan hasi kajian ilmiah).

KKN Anak Bangsa ini fokus pada pengembangan pendidikan di daerah yang menjadi tujuannya, yang kali ini dilaksanakan di Desa Sempurna, Subah, Sambas, Kalimantan Barat. Pengembangan pendidikan ini pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, maka  dari itu pemberangkatan mahasiswa UAD yang pertama ini harus banyak menggali informasi berkaitan dengan potensi pendidikan dengan analisis yang mendalam. Kenapa pendidikan menjadi fokus KKN Anak Bangsa? Pendidikan merupakan suatu sarana penting dalam kehidupan bermasyarakat dalam mengembangkan potensi dan mencerdaskan bangsa. Maka dari itu IMM UAD sebagai pelopor bekerjasama dengan LPM UAD melalui KKN Anak Bangsa ini ingin mempersembahkan sebuah karya ‘anak bangsa’ dalam pendidikan yang lebih mencerahkan. Disamping itu dengan banyaknya potensi alam yang ada di Desa Sempurna, ditambah dengan majunya pendidikan di daerah ini maka Desa Sempurna ini pun akan menjadi lebih semppurna dan dapat menginspirasi berbagai pihak.

KKN-Anak Bangsa ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2016 hingga 26 Februari 2016.  Sebelumnya, pada tanggal 23 Januari 2016 Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum, dengan resmi melepas seribu lebih mahasiswa untuk melaksanakan KKN pada periode  ini,  termasuk dengan KKN Anak Bangsa yang baru diterjunkan pertama kalinya. Setelah itu 18 kader IMM ini pun berangkat menuju kota Pontianak dan pada tanggal 29 Januari 2016. Kehadiran 18 mahasiswa UAD ini disambut dengan hangat dan bangga oleh bapak Wakil Bupati, Dr. Pabali Musa, M.Ag, yang beliau sampaikan dalam sambutannya. Apresiasi yang beliau berikan sangat besar dan hal ini yang membuat mahasiswa UAD ini semakin bersemangat dalam melaksanakan KKN dalam waktu sebulan ini.

Persiapan pelaksanaan KKN Anak Bangsa ini sedikit tidak biasa dengan KKN yang lainnya, dikarenakan partisipatif dari seluruh anggota KKN Anak Bangsa ini harus sudah dilakukan sejak bulan Agustus 2015. Pembacaan lokasi yang biasanya dilakukan dengan survei lokasi oleh KKN jenis lain, maka yang dilakukan oleh 18 mahasiswa ini adalah pencarian informasi di Internet, kemudian koordinasi dengan pemerintah terkait, koordinasi dengan PWM-PDM dan juga banyak pihak yang tidak termasuk dalam sebuah kelembagaan yang sudah membantu persiapan KKN Anak Bangsa ini.

Kedatangan 18 mahasiswa UAD ini pun diantar oleh Dosen Pendamping Lapangan; Beni  Suhendra Winarso, S.E.,M.Si,  Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat; Drs. Jabrohim, M.M., dan Wakil Rektor III  UAD, Dr. Abdul Fadil, M.T.  Dalam hal ini Wakil Rektor III UAD, mewakili Rektor UAD untuk memberikan sambutan di acara Upaca Penerjunan Mahasiswa KKN UAD, mengatakan bahwa 18 mahasiswa yang diterjunkan dalam KKN Anak Bangsa ini adalah kader IMM UAD yang siap dan sanggup mencapai tujuan pengembangan dakwah melalui pendidikan. Beliau juga berpesan kepada para mahasiswa agar terus menjaga semangat perjuangan. Semoga dengan dipeloporinya KKN Anak Bangsa oleh IMM UAD ini mampu menjadi langkah dakwah UAD, IMM, dan Muhammadiyah yang lebih berkemajuan lagi. (sp/mch)

Reporter : Ella Yussy Dwi Astuti