GP Ansor : NU Tak Perlu Malu Mencontoh Muhammadiyah

Pengurus GP Ansor Kalteng
Pengurus GP Ansor Kalteng

SangPencerah.com-Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyikapi pelaksanaan Konferensi Nahdalatul Ulama (NU) yang akan digelar 4-6 Februari mendatang. Salah satunya mengenai pemilihan Ketua Wilayah NU beserta susunan kepengurusan.

Informasi terakhir ada beberapa figure yang akan mencalonkan diri menjadi ketua NU yang baru. Seperti Ahmad fauzi, Khairudin Halim, Riduan Syahrani, Wahyudi F Dirun dan juga Ujang Iskandar.

Ketua GP Ansor Kalteng H Suhardi mengatakan pemimpin NU ke depan harus memahami betul tentang organisasi NU, baik secara struktural maupun badan otonom. Sehingga akan lebih baik jika pemimpin NU kelak pernah menjajaki pengkaderan dan pernah menduduki jabatan di NU.

Kemudian mempunyai sikap yang tegas dan tidak terombang ambing di dunia politik. Sebab NU tidak boleh berpolitik praktis dan terkontaminasi terhadap politik.

“NU merupakan salah satu yang menjadi penyangga dunia politik. NU menjadi penengah, penasihat dan tauladan bagi semua pihak,” katanya saat dibincangi Tabengan, Minggu (31/1) siang.

Senada, Ketua Fatayat Saidaha Suryani menambahkan jika pimpinan NU harus mempunyai koneksi ke atas, bawa, kiri dan kanan. Maksudnya mampu bermitra baik dengan pemerintah. “Harus bisa sinkron dengan pemerintah,” tambahnya.

Sementara Sekretaris Dewan Pembina GP Ansor Kalteng Katma F Dirun menjelaskan pimpinan NU tidak boleh berpolitik praktis, namun harus paham politik. Politik apa yang nantinya dijalankan, sehingga pimpinan NU mampu menjalankan politik kemaslahatan umat.

“Untuk menjalankan itu, maka calon pimpinan NU harus orang yang kredibel , kemudian tidak berpikir secara hitam putih,” jelasnya.

Dia menambahkan, pimpinan NU kedepan harus mampu bersinergi dengan semua stakeholder. Baik dengan pemerintah, ormas keagamaan maupun lembaga adat di daerah. “Tak kalah penting, pimpinan NU harus punya visi misi yang jelas. Sehingga pemimpin harus tahu NU akan dibawa kemana 50 tahun kedepan,” tegasnya.

Tanggapan juga dilontarkan Wakil Sekretaris GP Ansor Pusat Rahmat Nasution Hamka. Menurutnya pemimpin NU harus bisa menjaga marwah organisasi untuk tidak dipolitisasi.

“Saya sangat berharap NU bisa disegani semua pihak. Tidak usah malu-malu untuk mencontoh Muhammadiyah. Hormati yang tua dan menghargai yang muda,” terangnya. (sp/tbg)