Warga Serengan Tolak Pendirian RS Siloam di Solo

Sangpencerah.com – Sejumlah warga RW 5 Kelurahan Kratonan Kecamatan Serengan melakukan pemasangan spanduk penolakan terkait rencana pendirian rumah sakit, hotel dan lembaga pendidikan Siloam di Jl Honggowongso 139 Rabu, (13/1/2016).

Ketua RT 4 Ali Afandi yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat kepada panjimas mengatakan bahwa alasan penolakan tersebut karena dampak lingkungan dan sosial dari berdirinya bangunan tersebut.

Selain itu, sebenarnya banyak warga Kratonan yang menolak rencana pembangunan blok Siloam namun banyak yang tidak berani mengutarakan.

Sementara itu sejumlah ormas Islam Solo juga tampak dalam aksi tersebut seperti LUIS, Al Islah, JAS, Arimatea, Laskar Solo Timur serta FUI Sangkrah.

Humas LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta) Endro Sudarsono saat dimintai keterangannya menjelaskan bahwa, “Dalam rencana pembangunan akan dibangun 30 lantai berada dilingkungan yang sangat padat penduduk, padat pemukiman, disamping ada penolakan warga juga rencana tersebut pasti menyisakan persoalan limbah yang akan mencemari tanah, udara, air, dan suara.” Ujarnya.

Saluran air disekitar kratonan sangat tidak mendukung untuk pembuangan limbah tersebut. Rencana pembangunan yang akan dibangun 30 lantai membuat warga was was dan dirugikan baik saat proses pembangunan hingga bangunan jadi. Efek material, debu, kebisingan pasti terjadi.

Kebutuhan air bersih di Siloam dipastikan sangat melimpah, dikuatirkan kebutuhan air bersih warga di Kecamatan Serengan menjadi terganggu. Selain itu ganggungan sinyal telekomunikasi, akan terganggu karena bangunan yang sangat tinggi.

Endro juga menambahkan bahwa sesungguhnya alasan pendirian Siloam di Solo tidak tepat mengingat,

“Jika alasasanya perhotelan, maka Hotel di Solo sudah sangat banyak dan melebihi kapasitas pengunjung. Jika alasanya Pusat Pendidikan, maka Pusat pendidikan di Solo sudah cukup lengkap baik tingkat PAUD hingga Universitas baik negeri maupun Swasta. Pendidikan Siloam dikenal sangat Mahal hingga biaya 10.000.000 per bulan. Ini berlawanan dengan kebijakan pemkot Solo yang meringankan biaya pendidikan dan kesehatan” ungkapnya.

Jika alasannya Rumah Sakit, maka Rumah Sakit di Surakarta sudah mencukupi baik secara kualitas maupun kwantitasnya.

“Untuk itu kami minta kepada Walikota Solo dan Ketua DPRD serta anggotanya untuk menolak pendirian Hotel, Pusat Pendidikan dan Rumah Sakit Siloam di Solo karena berdampak pada gangguan dan pencemaran lingkungan serta berdampak pada keresahan warga.” Pungkasya. (sp/panjimas)