Meluruskan Kesalahfahaman Terhadap Muktamar Muhammadiyah

Ada sebuah judul berita yang membuat kami kaget, “Innaa lillaahi…Muhammadiyah Akan Dicaplok Antek Syiah, Liberal, dan Jaringan Yahudi Lewat Muktamar 2015?”. Itulah judul berita yang terdapat dalam fanpage Hartono Ahmad Jaiz di facebook. Kami lalu mencoba membaca secara keseluruhan isi artikel. Setelah membaca semuanya, kami merasa ada beberapa kesalahfahaman yang perlu diluruskan agar isu-isu semacam ini tidak menjadi fitnah bagi warga Muhammadiyah di akar rumput.
Sebenarnya kami yakin bahwa warga Muhammadiyah itu bukan tipe orang yang mudah terprovokasi oleh tulisan-tulisan yang beredar di medsos. Kamu juga yakin bahwa orang-orang Muhammadiyah itu senantiasa membudayakan tabayyun dan tidak sembarang menshare berita yang beredar. Sehingga sebenarnya kami tidak perlu membuat klarifikasi atas tulisan tersebut. Namun yang kami khawatirkan adalah ada orang-orang yang belum begitu mengenal Muhammadiyah atau punya sentimen negatif kemudian menjadikan tulisan tersebut sebagai amunisi untuk menyerang Muhammadiyah. Maka dari itu tulisan ini kami buat sebagai counter terhadap tulisan tersebut.
Opini tersebut ditulis dua orang, yang pertama adalah oleh Hartono sendiri, dan yang kedua Hartono mengutip tulisan Elfizon Anwar. Mbah Hartono memulai dengan judul yang bombastis, yakni Muhammadiyah akan dicaplok Antek Syiah, Liberal dan wahyudi, eh yahudi maksudnya. Namanya orang buat judul kan memang mesti menarik ya supaya banyak yang baca, walaupun secara substansi terlalu berlebihan. Tentu bukan rahasia lagi kalau dalam setiap muktamar Muhammadiyah dan NU banyak yang ingin mengintervensi misalnya pemerintah. Namun sebagai organisasi yang sudah satu abad berdiri hal ini sudah kami antisipasi, sehingga ungkapan bahwa Muktamar Muhammadiyah akan dicaplokan sangatlah melecehkan kami. Mbah Hartono seolah-olah tidak menghargai adanya Ustadz Yunahar, Ustadz Goodwill Zubir dan Ustadz Muhammad Muqaddas yang senantiasa menjaga pengaruh muktamar dari infiltrasi pihak luar. 3 Ustadz ini oleh Mbah Hartono dianggap tidak ada di Muhammadiyah kali ya. Seolah2 Muhammadiyah ini organisasi kemarin sore yang gampang diobok-obok oleh pihak luar. Kami katakan kepada Mbah  bahwa Muhammadiyah gak sebodoh dan selemah itu.

Faham liberalisme agama, pluralisme agama, inklusivisme, multikulturalisme itu semua adalah kemusyrikan baru, karena merelatifkan benarnya Islam. Padahal Islam itu benar mutlak. Hanya saja, ketika faham kemusyrikan baru itu pakai istilah yang tidak dikenal dalam Islam seperti tersebut, maka banyak Umat Islam yang tidak faham, padahal sejatinya telah membatalkan Al-Qur’an yaitu ayat: 
الٓمٓ ١ ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ ٢ [سورة البقرة,١-٢]
1. Alif laam miim
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa [Al Baqarah,1-2]
Ayat menegaskan: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya”, sedang faham liberal dengan aneka variannya itu merelatifkan kebenaran Islam, sehingga jelas-jelas membatalkan ayat tesebut, karena yang namanya “relatif benar” itu masih mengandung keraguan, bahkan ada kesalahan. Itu artinya adalah membatalkan Al-Qur’an. Jadi benarlah fatwa MUI tahun 2005 yang mengharamkan faham liberalisme agama pluralisme agama dengan aneka variannya itu, karena sangat berbahaya bagi Islam, bahkan merupakan kemusyrikan baru. Bahaya dari faham liberal itu sampai-sampai kemudian disebut dengan faham sepilis (sekularisme, pluralisme agama, dan liberalisme) karena memang jelas-jelas merusak aqidah/ keimanan Umat Islam.
Adapun tentang musyriknya syiah, silakan baca artikel di link inihttp://www.nahimunkar.com/syiah-total-berbahaya/

Selanjutnya mbah mulai mengangkat kembali isu liberalisme dan syiah. Sebenarnya isu liberalisme sudah selesai pasca Muktamar 2005 di Malang. Liberalisme berhasil ditendang dari struktur pada masa itu. Lantas mengapa mengangkat lagi isu yang sudah usang ini? Kalau yang dimaksud dengan liberalisme itu adalah bersikap santun dalam berdakwah, tidak sembarangan menyesatkan dan mengkafirkan, menyetujui pancasila dan UUD 45 sebagai landasan bernegara, menggunakan hisab dibanding rukyat, mohon maaf mbah, yang seperti itu bukanlah liberalisme, namun itulah manhaj yang memang kami sepakati.
Kami faham, mbah greget sama Muhammadiyah karena dianggap Muhammadiyah itu lembek, gak tegas dll. Tapi yo itu sikap yang kami pilih, agar kami bisa menjadi rahmatan lil alamin, bukan laknatan lil alamin. Agar kami bisa menjadi solusi bagi masalah, bukan bagian dari masalah. Yo kami dah tau lah gimana gaya mbah Hartono, keras dan tegas, tapi yo maaf kami ga bisa meniru sepenuhnya. 
Soal syiah pun pernah kita kajian soal penyimpangan syiah di radiomu, dengan pembicara ustadz Yunahar, di akhir kajian ada yang menelepon beliau, dan bertanya, “Buya Yunahar kalau syiah itu masih Islam atau bukan sih?” Buya Yunahar tidak menjawab “Syiah bukan Islam!” “Syiah kafir!”. Itu sekelas Buya Yunahar lho yang memang menjadi representasi warga Muhammadiyah yang anti liberal. Jadi itulah gaya Muhammadiyah yang santun, cuma kalau mbah nganggap itu liberal ya monggo, terserah panjenengan, yang penting kita kan sudah jelaskan.

Dikabarkan, Muhammadiyah kini memiliki tiga calon yang akan dipilih dalam Muktamar Muhammadiyah di Makassar 3-7 Agustus 2015, mereka itu tampaknya terindikasi bahkan terkontaminasi faham sesat yang mengusung syiah dan faham liberal yang telah diharamkan MUI, bahkan diduga sebagai Jaringan Yahudi.
Ada yang terang-terangan menentang fatwa sesatnya syiah. Ada yang dengan gaya liberalnya mencela Islam dengan apa yang dia sebut Islam Syari’at. Dan ada yang menganggap syiah itu tidak berbeda secara prinsipil dengan Islam, dan dibalik itu dia mesra dengan Yahudi, hingga diduga sebaga jaringan Yahudi di Indonesia.
Mereka itu adalah:
1. Prof Dr Syafiq A Mughni (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni University of California dan Pesantren Persis),
2. Dr Haedar Nashir (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni Fisipol UGM)
3. dan Dr Abdul Mu’thi (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, alumni Flinders University Australia).

Nah, selanjutnya mbah Hartono bilang katanya ada 3 calon yang akan dipilih dan terindikasi berfaham sesat dan menyimpang, yaitu Prof. Syafiq, Dr. Haidar dan Dr. Abdul Mukti. Ya elah mbah, 3 orang ini sekarang dah jadi salah satu PP Muhammadiyah. Jadi gini mbah, kalau di Muhammadiyah sistemnya kolektif kolegial, kepemimpinan gak bisa dimonopoli satu orang, tapi bersama-sama. Nah sekarang selama 3 orang ini ada di PP Muhammadiyah adakah hal-hal yang aneh terjadi? Begini lah, sekali lagi kami sebutkan di PP Muhammadiyah itu yang dikenal anti dengan liberal, syiah dan yahudi itu kan Buya Yunahar dan Ustadz Goodwill Zubir. Pernahkah Buya Yunahar bilang owh, “Pak Haidar itu liberal!”, “Mas Mukti itu antek asing!”, “Pak Syafiq itu pro syiah!” Kan ndak pernah mbah. Lah yo jangan bikin berita yang membuat warga Muhammadiyah di akar rumput resah lho mbah, wong sesama pimpinan Muhammadiyah di atas aja adem ayem kok. Ya tentu perbedaan pendapat pasti ada lah, jangankan Muhammadiyah yang udah kayak gajah bengkak, di kalangan ustadz-ustadz pun kami sering temukan perdebatan mengenai siapa yang paling mengikuti manhaj salaf. Itu kami suka perhatikan loh perdebatannya di fb. Lah halaqoh-halaqoh pengajian yang kecil seperti itu saja sudah berdebat apalagi di Muhammadiyah. Namun begini mbah, walau ada perbedaan kayak gitu ya kami berusaha mendialogkannya, bukan dibawa ke luar forum terus jadi amunisi untuk saling menjelekkan satu sama lain. 

Saya berharap dalam muktamar Muhammadiyah yang akan datang bisa:
1. Mampu memilih ketua umumnya yang MUSLIM lagi istiqamah sekaligus sebagai KHALIFAH dalam organisasi ini sesuai dengan tuntunan Islam yang memberikan pencerahan a.l. semangat kekhalifahan QS. 38:26, 6:165 dan 35:39. Jangan sampai terpilih ketua umumnya seperti ormas tetangga sebelah kita;
2. Mampu mencetak kader politisi dan teknokrat lainnya yang benar-benar berjiwa Muslim Muhammadiyah sehingga tidak ada lagi kader yang jadi sekuler atau liberal atau aliran agama lainnya seperti agama syiah atau ahmadiyahnya? kader Muhammadiyah mampu mengisi dan menjadi pemimpin parpol apa saja sepanjang tidak melanggar prinsip ajaran Islam dan semangat kemuslimannya. 
3. Selain menyusun program kerja yang erat kaitannya dengan kemaslahatan umat misalnya bisnis, kesejahteraan dan kesehatan serta kependidikkan dsb, juga pembenahan organisasi secara jelas, transparan dan terkendali serta terotonomisasi. jangan lupa membenahi aset kekayaan dan harta Muhammadiyah dengan menciptakan paket aplikasi inventarisasi aset dan kekayaan Myhammadiyah secara terpadu dan terintegrasi se nasional.
4. Menyederhanakan penyelenggaraan muktamar sehingga tidak terkesan hura-hura dan mewah seperti pengurangan peserta muktamar, ya cukup yang ikut sebagai utusan muktamar dari level provinisi saja tak perlu lah utusannya sampai kabupaten/kota.
Workshop Registrasi Online Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Aisyiyah ke-47 di Unismuh Makassar pada Minggu (11/1/2015)

Nah terakhir ada rekomendasi nih buat muktamar Muhammadiyah dari Elfizon Anwar, ya kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya, berarti memang Anda peduli dengan Muhammadiyah. Ya tentu kami yakin pihak panitia akan berusaha dengan sebaik-baiknya, walau manusia mempunyai keterbatasan. Lalu sampai hari ini belum ada satu pun manusia ciptaan Tuhan yang mampu memuaskan semua manusia, kalau kata Imam Syafii Ridhannaas ghaayatun laa tudrak.. Jadi mohon maaf kalau memang ada beberapa pihak yang tidak puas.. Terakhir, mari kita songsong Muktamar Muhammadiyah ke-47 dengan gembira, selamat bermuktamar! 🙂
Ttd.
Redaksi SP