Menimbang Ustadz Yunahar Ilyas Sebagai Ketua Umum Muhammadiyah


“Sosok Pak Yunahar memiliki banyak kemiripan dengan pak AR.” ESP

Secara pribadi saya tidak mengenal dekat pak Yunahar. Hanya semasa masih menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, waktu itu saya di Fakultas Agama Islam (FAI), dan beliau adalah dekan FAI. Saya juga tidak sempat diajar langsung oleh beliau. Selain itu, mungkin hanya komunikasi  SMS, jika pas saya membutuhkan informasi, dan beliau tak segan untuk membalasnya. Pernah juga mendengar khutbah beliau di Masjid Mardhliya UGM, selatan RS. Sardjito, yang memang beliau menjadi khatib di masjid-masjid seputaran UGM.

Sejak beberapa waktu lalu, dalam diskusi kecil dengan teman-teman baik saat di dunia nyata maupun alam maya, topik tentang sosok Ketua Umum yang cocok untuk Muhammadiyah terus menghangat. Secara pribadi saya berpikiran, sudah saatnya Muhammadiyah kembali dipimpin seorang Kyai, atau paling tidak guru ngaji. Bukan bermaksud meremehkan kalangan birokrat dan akamedisi hanya saja kok rasanya lebih sreg jika dipimpin orang yang bisa ngisi ngaji sebab anggota Muhammadiyah lebih banyak masyarakat awam yang butuh dakwah dengan bahasa awam ketimbang bahasa akademik.

Saya juga berpikir, seorang ketua umum sebaiknya fokus untuk mengurus Muhammadiyah agar lebih berkemajuan. Saya juga mengusulkan agar ada seorang juru bicara, sehingga pernyataan resmi Muhammadiyah hanya yang disampaikan jubir, selain itu adalah pendapat pribadi pimpinan, sehingga tidak disalahartikan apalagi di tengah media yang sedang masa-masa ‘sakit’. Mudah sekali memelintir pemberitaan demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.

Atas pemikiran itu, saya kok merasa Pak Yunahar cocok untuk menjadi ketua umum dalam Muktamar ke  ke-47 di Kota Makassar pada 2015 mendatang.

Tulisan ini hanyalah pendapat pribadi saya, sebagai anggota di tingkat ranting yang memendam harapan agar Muhammadiyah lebih berkemajuan. Jika nanti terpilih, ada baiknya juga bila beliau mengundurkan diri sebagai dosen UMY dan fokus mengurusi Muhammadiyah. Organisasi yang sedemikian besar tidak akan mungkin bisa berjalan efektif jika diurusi dengan sisa-sisa waktu dan tenaga.

Untuk lebih mengenal profil beliau, saya salinkan tulisan dari web muhammadiyah.or.id



Putra Bukittinggi kelahiran 22 September 1956 ini menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1986. Menamatkan pendidikan dasar di Padang, dua gelar S1 diperoleh di Fak. Usluhuddin Universitas Ibnu Riyadh (1983) dan Fak. Tarbuyah IAIN Imam Bonjol tahun 1984. S2 dan S3 diselesaikan di Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 1996 dan 2004. Selama bermuhammadiyah, pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah periode 2000-2005 dan pada periode 2005-2010 menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. Diluar muhammadiyah, tercatat sebagai salah satu unsur ketua di Majelis Ulama Indonesia Pusat. Sehari-hari, bekerja sebagai Dosen/Guru Besar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sejak 1987.

Jika jadwal belum ganti, beliau mengisi Kajian Tafsir Qur’an setiap Kamis Pagi jam 06.00 – 07.30 WIB di PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Cik Di Tiro 23. Siaran ulangnya bisa disimak melalui AdiTV dalam program Cahaya Rabbani, hari dan jam-nya saya lupa.

*) Eko Triyanto



Anggota PRPM Sendangagung Minggir

pcpmminggir.blogspot.com

#) tulisan diatas adalah murni opini penulis, redaksi sangpencerah.id bersikap netral dan tidak dalam posisi mendukung seseorang sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah mendatang