Era Dominasi Google, Muhammadiyah Harus Revolusi Dunia Maya

Maaf seribu maaf. Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk
mengkerdilkan nama besar maupun kiprah perjuangan Muhammadiyah dalam membangun
bangsa dan mencerdaskan ummat.
Justru, penulis mengajak segenap organ gerakan dan kader
Muhammadiyah untuk sejenak berkontemplasi melihat fenomena yang ada. Bahwa
ternyata, dibalik kebesaran nama Muhammadiyah beserta amal usahanya, masih ada
tugas rumah yang  bersifat ‘urgent‘ dan mendesak untuk dikerjakan di
usia menginjak 102 tahun miladiyah ini..
Yakni, tentang kiprah Muhammadiyah di dunia maya.
Lalu si-Fulan interupsi, Telat mas brow. Kita
lho sudah punya website, begitu juga ortom dan lazis-nya. Belum lagi mereka
juga punya banyak follower di twitter, punya banyak fans di facebook. Baru aj
kmaren luncurin aplikasi android PustakaMU dan duniaMU. Trus, kiprah seperti
apalagi yang ente maksud?
.
Okay. Jika itu kenyataannya, berarti
Muhammadiyah telah berkiprah di dunia maya. Muhammadiyah telah ada secara
online. Namun pertanyaannya, bagaimana kiprahnya?, dan seperti apa peran
keberadaannya?.
Itulah yang penulis maksud sebagai tugas rumah. Menjelang
muktamar ke-47 di Makassar, kiranya Muhammadiyah (melalui Majelis Pustaka dan Informasi, red.) dapat membicarakan tema perjuangan di dunia maya
secara khusus dan lebih serius, agar dakwah dan misi amar ma’ruf nahi munkar
yang diemban dapat lebih masif dan terstruktur.
Karena, Sesungguhnya, Allah
menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dengan bershaf-shaf. Sehingga
seakan menjadi sebuah bangunan yang setiap bagiannya menguatkan bagian lainnya
. (As-Shaff ayat: 4)
Dakwah secara online tidak dapat dipandang sebelah mata.
Bahkan jika perlu, perjuangan di dunia maya harus dilakukan oleh banyak mata.
Apalagi berdasarkan data dari kominfo, pengguna internet di Indonesia untuk
semester pertama tahun 2014 saja sudah mencapai 82 juta user [sumber].
Waktunya Buka Mata
Gagasan tentang urgensi perjuangan dakwah di ranah online
akan penulis sertakan beberapa data fakta lapangan. Opini ini agar tidak
berhenti menjadi sebatas wacana saja, melainkan menjadi sebuah titik tolak
untuk arah baru perjuangan Muhammadiyah di abad ke-2.
Mari kita lihat seberapa eksis gerakan dakwah perjuangan
Muhammadiyah di ranah online. Dalam hal ini kita menggunakan tools dari Google untuk mengetahui
volume pencarian pada search engine tersebut.
Memilih Google sebagai contoh kasus karena situs pencarian ini lebih familiar
di masyarakat, apalagi telah terinstal pada smartphone android.
Silahkan buka link berikut :
*note: Jika memiliki akun email Gmail, maka bisa langsung
menggunakan username dan password yang sama.
Contoh kasus 1
Pada contoh kasus pertama ini, misalkan ambil saja kata kunci
“tata cara sholat”. Hal ini untuk mengetahui berapa volume pencarian atau
dengan kata lain ada berapa jumlah pengguna internet dalam sebulan yang mencari
informasi dengan kata kunci tersebut maupun turunannya.
Maka akan muncul data sebagaimana gambar screenshot seperti
dibawah ini :
Berdasar data diagram diatas, jumlah pengguna internet yang
mencari informasi atau mengetikkan kata kunci “tata cara sholat” di mesin pencari Google, pada bulan november 2014 mencapai
9.900 pengguna.
Sebuah jumlah ‘lahan dakwah’ yang
tidak sedikit bukan?.
Akan tetapi, jika kita ketikkan kata kunci tersebut pada
situs Google, maka tidak ada satupun halaman web/blog yang muncul pada halaman
pertama Google berisi tutorial tata cara sholat yang mengacu pada ‘Himpunan
Putusan Tarjib’ atau setidaknya ditulis oleh ustadz Muhammadiyah.
Miris. Persyarikatan sebesar Muhammadiyah belum bisa
mengajari ‘masyarakat dunia maya’ bagaimana cara sholat yang benar. Yakni, cara
sholat yang diyakini kebenarannya secara komunal oleh Muhammadiyah.
Contoh kasus 2
Jika contoh kasus pertama berhubungan dengan amar ma’ruf, maka contoh kedua
berhubungan dengan satu sisi gerakan perjuangan Muhammadiyah lainnya, nahi munkar.
Coba ketikkan kata kunci “cara menggugurkan kandungan. Sontak kita akan disuguhi sebuah
data yang super mengejutkan.
 
Lihat trend grafik diatas, dari waktu ke-waktu relatif
meningkat. Data per-bulan november 2014 menunjukkan bahwa ada kurang lebih
40.500 pencarian menggunakan kata kunci tersebut. Boleh kita katakan WOW!. Jumlah itu tidak sedikit pemirsa
:).
Analoginya, jika seseorang mengetikkan kata “cara membuat kue donat misalnya. Ada beberapa kemungkinan
tentang orang bersangkutan. Bisa jadi orang tersebut suka makan donat. Kedua,
memang benar-benar akan membuat kue donat. Dan ketiga, bisa juga orang tersebut
sedang makan donat dan berkeinginan untuk membuatnya dirumah.
Nah, silahkan gunakan analogi tersebut untuk contoh kasus
kedua. Jika sedemikian parahnya kondisi anak bangsa ini, lantas bagaimana peran
Muhammadiyah dalam mengantisipasi segala kemungkaran tersebut. Meski diakui,
gerak dakwah ini tidak boleh tergantung pada sosok pimpinan.
Namun, Muhammadiyah sebagai organisasi harus memiliki peta
dakwah yang jelas. Sehingga, kader-kader di daerah yang siap untuk melakukan
‘dakwah gerilya’ juga memiliki kejelasan dalam melangkah, juga kejelasan dalam
menentukan siapa lawan atau kawan.
Semoga muktamar ke-47 di Makassar tahun depan dapat
mengagendakan forum yang membahas peta dakwah khususnya di dunia maya. Agar
Muhammadiyah tidak terasing ditengah nama besarnya. Tunggu dan doakan, semoga!.
Billahi fii sabilil haq, fastabiqul
khairat.
Ditulis oleh :
Fahrudin
Romadhona
Bekerja di dunia maya. Alumni IMM, Kader
muda Muhammadiyah kab. Jember
NBM 1023948
BBM
7C980677