KH Azhar Basyir: “Bagaimana Mewujudkan Kebangkitan”

Oleh: KH Ahmad Azhar Basyir (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1990-1995)
Credit: Foto KH Ahmad Azhar Basyir

Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tangggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan dengan 19 November 1992, kini telah berusia 83 tahun (pen-waktu itu). Dalam perjalanan dan geraknya selama 83 tahun itu Muhammadiyah konsisten menekankan pada bidang dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, menyebarluaskan, menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agama Islam yang merupakan curahan rahmat, kasih sayang Allah kepada seru sekalian alam, terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah sebagai pemenuhan kewajiban beribadah kepada Allah dan pelaksanaan fungsi manusia sebagai khalifahNya dimuka bumi.

Memperhatikan tahun berdirinya, yaitu pada tahun 1912, Muhammadiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perwujudan kebangkitan Nasional yang resminya ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908. Tujuan utama Kebangkitan Nasional adalah memerdekakan bangsa Indonesia dari Penjajah Belanda dan mengangkat harkat dan martabat kehidupan bangsa Indonesia agar memenuhi kodrat kemanusiaan yang terhormat. Muhammadiyah berkeyakinan dengan jalan Agama Islam, tujuan utama Kebangkitan Nasional itu akan lebih cepat tercapai dengan hasil yang benar-benar mantap, karena dorongan iman dan takwah, ajaran wahyu menjadi pedoman, akal digunakan untuk mendalami dan mengembangkan pemahaman, tujuan tidak terbatas dalam kehidupan sejahtera di dunia, tetapi jua bahagia di akhirat.

Muhammadiyah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perwujudan Kebangkitan Nasional benar-benar merasa bertanggung jawab terhadap nasib bangsa Indonesia di bawah jajahan Belanda. Melalui pembinaan masyarakat dalam berbagai kehidupan, Muhammadiyah bekerja untuk meluruskan kehidupan beragama, iman tauhid ditanamkan, tahayyul khurafat dikikis, ibadah murni dikembalikan kepada tuntunan Sunnah Nabi, kebodohan ditanggulangi dengan mendirikan berbagai macam sekolah, pemisahan dikotomi antara ilmu dan agama dan ilmu umum ditinggalkan, anak-anak yatim diasuh di panti asuhan, kaum dhuafa menjadi perhatian, kesehatan masyarakat pun menjadi perhatian.

Bidang Pendidikan
Khusus gerakan amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yangtelah meliputi segala jenis dan jenjang, tidak seorangpun yang mengingkari betapa besar sumbangan nya bagi pembangunan bangsa Indonesia. Pemerintah merasakan kemitraan nyata Muhammadiyah dalam bidang ini. Karenanya tanpa diminta pemerintah selalu mengulurkan bantuan yang mendidik kepada Muhammadiyah agar tetap terpelihara kemandiriannya. Atas kepercaan pemrintah yang makin besar kepada pendidikan Muhammadiyah, PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan adanya amanat Muktamar Muhammadiyah ke-42 agar Muhammadiyah mengingkatkan kualitas pimpinan, angggota dan pengelolaan amal usaha Muhammadiyah, memenuhi pesan Rosulullah: “Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah dari pada Mukmin yang lemah”.
Kekuatan dalam arti kualitas tercapai, khususnya dalam dunia Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jika dapat dicapau stabilitas yang mantap, terhidar dari berbagai macam kericuhan, atas dasar kesamaan niat beribadah kepada Allah, menyapkan sumber daya manusia yang handal untuk memikul amanat Allah sebagai KhalifahNya di bumi. Dengan dicapainya stabilitas yang mantap, waktu dapat digunakan untuk melakukan peningkatan mutu akademik, memenuhi tuntutan perkembangan dan kemajuan teknologi, lebih-lebih dalam menyongsong era PJPT II.

Usaha meningkatkan kualitas akademik akan makin terbantu jika dapat diwujudkan kerja sama yang mantap antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah, antara perguruan tinggi dengan Persyarikatam, antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan Perguruan Tinggi lain, baik negeri maupun swasta, tetapi juga kerja sama dengan Pemerintah. Penanaman iman, takwa dan akhlak luhur dikalangan civitas akademika Perguruan Tinggi Muhammadiyah, baik penyelenggaraan, pimpinan, pengasuh akademik, maupun penyelenggara adminstratif hendaknya selalu ditingkatkan.

Nabi menyatakan: “Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang luhur”. Pujangga Mesir, Akhmad Syauqi, menyatakan “Bangsa akan tetap tegak  jika dapat mempertahankan akhlak luhhur. Sebaliknya bangsa akan hancur jika akhlak luhur ditinggalkan.”. Kerja nyata merupakan tumpuan penilaian hidup. Allah berpesan “Berkerjalah, Allah dan RosulNya serta orang-orang mukmin akan menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Kerja ikhlas menuju ridho Allah itulah yang akan menjadi bekal kebahagiaan di hadirat allah kelak.” Rosulullah pun berpesan: Sungguh Allah menyukai, jika kami bekerja benar-benar cermat dan sungggug-sungguh dalam melakukannya’. (sz/sp).
* Disadur dari buku “Uswah Hasanah dalam Muhammadiyah” yang ditulis oleh KH Ahmad Azhar Basyir, MA.