IMM Hadiri G-20 Summit Model United Nations Di Belanda

Belanda- Ketua Bidang Organisasi, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Beni Pramula menghadiri undangan Ledien University Campus the Hague pada kegiatan G-20 SUMMIT, Model United Nations (MUN) di Belanda. Forum bergengsi yang berlangsung sejak tanggal 17 sampai 26 April ini di hadiri oleh perwakilan pemuda dari seluruh dunia. Salah satu fokus bahasan di forum internasional ini adalah Pengangguran di tingkatan Pemuda.
Beni menerangkan, persoalan pengangguran merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia. Banyak lembaga internasional telah berusaha untuk mengatasi masalah tersebut, namun jumlah pengangguran tetap  tinggi, terutama di negara-negara dunia ketiga. Sejak 2009, tingkat pengangguran dunia meningkat dari 8,7% menjadi lebih dari 9,1%, menunjukkan pertumbuhan yang mengkhawatirkan. Hal ini bertambah parah akibat didorong oleh krisis keuangan pada tahun 2008 dan 2011 di beberapa negara.
“Kita ingin forum G20 dapat memperkuat kebijakan ekonomi substantif untuk memfasilitasi kerja dan untuk meningkatkan peluang bagi komunitas global muda,” terang pemuda asal Palembang ini.
Pada bulan Juli 2013 OECD menyatakan bahwa pengangguran kaum muda menjadi ancaman serius, termasuk di negara-negara anggota G20. Akibatnya, negara mengalami kesulitan melakukan percepatan ekonomi nasional dan lambatnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
 “Sebagai anggota G20, itu menjadi tugas kita semua. Dan sebagai warga dunia kita harus turut mencarikan solusi yang efektif mengatasi masalah ini di tingkat PBB. Karena hubungan antara pasar kerja dengan sektor ekonomi sangat vital dan berimplikasi pada masyarakat internasional secara keseluruhan,” sambung Beni.
G20 menekankan perlunya kerjasama dan perencanaan strategis di antara negara-negara anggotanya. Berfokus pada kebijakan yang berkelanjutan dapat mengurangi pengangguran di seluruh dunia. Menurut Beni, G-20 harus menggali jauh ke dalam kebijakan ekonomi dan sosial untuk membuat perubahan yang langgeng.
Perlu diketahui MUN merupakan simulasi sidang PBB. Selain membahas isu-isu strategis internasional, pemuda utusan dari setiap Negara akan belajar banyak hal mengenai cara berdiplomasi di kancah multilateral PBB. Termasuk melakukan negosiasi untuk membuat perjanjian multilateral dengan membawa kepentingan dari masing-masing Negara.
Disamping itu, forum MUN juga membahas berbagai isu yang terjadi di dunia saat ini, membangun kerja sama tim, dan menumbuhkan sikap toleransi atas perbedaan-perbedaan yang ada dalam tiap negara.
“Peserta diarahkan untuk mengobservasi sebuah negara, berperan sebagai seorang diplomat dari negara yang diperankannya, mengelaborasi isu-isu internasional yang terjadi, berdebat, berunding, tentang permasalahan yang menyangkut kepentingan Internasional. Selain itu, peserta MUN juga akan menawarkan solusi-solusi untuk masalah yang sedang dihadapi dunia internasional,” kata aktivis yang juga berprofesi sebagai pengusaha ini.
Menurutnya, menghadiri acara tingkat dunia sejatinya adalah semangat dari setengah Abad IMM. Selain dijadikan sebagai refleksi pergerakan di tingkatan nasional yang telah berjalan 50 puluh tahun lebih, tahun emas ini juga dijadikan momentum untuk “Go Internasional,” agar peran organisasi ini semakin mendunia. [sp/ipublika]