H.Suyatman : Tidak Ada Paksaan Menjadi Kader Muhammadiyah

“Tidak ada paksaan untuk menjadi anggota /
kader / pimpinan Muhammadiyah, akan tetapi kalau sudah seseorang telah
bersedia, maka dianya harus tunduk, patuh dan taat terhadap
aturan-aturan / ketentuan-ketentuan / keputusan-keputusan persyarikatan
Muhammadiyah” demikian yang disampaikan oleh H.Suyatman, Ketua PWM
Kaltim dalam sambutan dan pengarahan pada Pembukaan Musyawarah Pimpinan
Tingkat Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kutai Kartanegara di Tenggarong,
Ahad 16 Maret 2014.

“Bahwa untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah yaitu  menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
maka dilakukanlah upaya yaitu melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha disegala bidang, serta
usaha yang diwujudkan dalam bentuk amalusaha, program dan kegiatan itu
harus didukung dan dilaksanakan oleh anggota / kader / pimpinan
Muhammadiyah dengan sungguh-sungguh” terang H.Suyatman lebih lanjut.
Dan, sambung beliau, “anggota / kader / pimpinan Muhammadiyah tersebut
jangan jadi penonton, tapi menjadi pemain dan pemerannya dengan amanah”.
sebab kata beliau lebih lanjut ” itulah amanah dan tugas yang diberikan
sebagai anggota / kader / pimpinan, amanah yang telah dipercayakan
tersebut tidak boleh dikhianati, tidak boleh mengkhianati amanah”. 

Dan
beliau membacakan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal (8) :
27 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. ” Sebelumnya H.Supriyanto selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kutai Kartanegara menyampaikan laporan bahwa agenda
musyawarah pimpinan ini adalah penggantian antar waktu empat orang
anggota PDM yang berhalangan tetap, seperti meninggal dunia dan pindah
tugas; pengelolaan sistem keuangan yang sentralistik; posisi PDM Kukar
dalam pemilu legislatif dan pilpres; dan menggairahkan kembali
pengajian-pengajian di tingkat ranting disamping penguatan dan
pemberdayaan pimpinan ranting.[ay.1/muhammadiyah-kaltim]