PCI Muhamadiyah Mesir Belajar Bersama DR. Muhammad Imarah

“Keselarasan antara pikir dan tindak itu mesti. Berpikir benar dan baik itu wajib, bertindak benar dan baik pun demikian. Kebenaran dan kebaikan itu harus ditemui, dipelajari, direnungi, diinsafai dan dilakoni. Pikiran yang benar dan baik mesti menjadi tindakan, gerakan atau amal-amal, yang benar dan baik. Tindakan yang benar dan baik mesti berlandas pikiran, pengetahuan dan ide-ide, yang benar dan baik. Pikiran benar dan baik tanpa tindakan, sia-sia. Tindakan benar dan baiktanpa pikiran, itu gila. Mari berpikir, mari bertindak. Mungkin ini serapan dari tema bicara soal niscayanya “tanzhir” dan “tanzhim” yang utuh untuk sebuah pergerakan, siapapun mereka yang beriktikad menyumbang perubahan dan perbaikan. “Tanzhir” itu konseptualisasi pikiran dan “Tanzhim” itu manajamen dan strategi pergerakan. Jika konteksnya adalah pergerakan Islam, maka niscaya “konsep” dan “strategi” geraknya harus [berkarakter] Islam itu sendiri. Jadi, [ajaran] Islam itu mesti dipelajari, dijadikan penuntun hati kemudian dipaten sebagai kerja & laku diri, tentu dengan benar dan baik.
Dan, Islam bisa menjadi inspriasi siapa saja, tak dapat diklaim hanya oleh pihak-pihak tertentu belaka. Biarkan sejarah yang menilai, mana yang lebih utuh “konsep” dan “strategi” pergerakannya. “Kesadaran sejarah (al-Wa’yu at-Tarikhi)” yang kelak kan menjadi pembela, di mata pandang dan benak manusia. Mari berlomba, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”
[Bersama seorang guru; DR. Muhammad Imarah. Kairo, 30 Januari 2014.]