IMM Menyelenggarakan International Youth Conference

Jakarta: Hari Senin (18/11) sore Menpora Roy Suryo didampingi Deputi I Kemenpora Bidang Pemberdayaan Pemuda Alfitra Salamm, Asdep Peningkatan Sumber Daya Pemuda Imam Gunawan, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Jihadul Mubarok, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay dan  beberapa pimpinan OKP membuka acara International Youth Conference di Gedung Serbaguna, Senayan Jakarta Pusat. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gendang. 
Acara yang digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini diikuti 51 pemuda dari 15 negara dan berlangsung hingga tanggal 20 November mendatang. Tema yang diangkat adalahMeasuring Youth Potential on Commemorating ASEAN Community 2015 . Menpora menyampaikan apresiasi selamat dan ucapan terimakasih kepada panitia IMM yang telah mempersiapkan sedemikian rupa untuk terlaksananya acara ini dengan baik dan lancar. “Momen yang bagus ini sekaligus untuk menyambut usia IMM yang ke-50 tahun pada 14 Maret 2014 mendatang,” kata Menpora. 
Menpora berharap di usia emasnya IMM dapat membawa nama Bangsa Indonesia bangkit khususnya untuk menyambut ASEAN Community 2015. Dalam sambutannya Menpora Roy Suryo menyampaikan tujuh poin penting. Yang pertama adalah bersama-sama bersiap menghadapi ASEAN Community 2015. “Kita membutuhkan percepatan untuk memajukan sebuah bidang”, katanya. 
Poin kedua adalah di dalam ASEAN Community 2015 terdapat dua efek yakni perubahan menuju hal positif dan perubahan menuju hal buruk. “Utamanya para pemuda Indonesia khususnya pemuda Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, pertukaran Pemuda Indonesia-India harus mampu melawan hal-hal negatif dengan memanfaatkannya secara positif,” lanjutnya. Poin ketiga adalah ASEAN harus menyiapkan sumber daya ekonominya. “Indonesia adalah negara kedua yang tumbuh besar bersama negara G-20 lainnya di bawah China meskipun saat ini negara kita sedang merasakan kondisi sosial ekonomi yang kurang baik,” tambahnya. 
Poin keempat adalah apabila kita bangsa Indonesia tidak mampu menghadapai ASEAN Community 2015 maka Republik Indonesia akan lemah menghadapi ancaman dari negara lain. “Apabila kita tidak kuat menghadapi komunitas ASEAN maka nantinya akan ada kesenjangan, jurang yang dalam antara negara kaya dan negara miskin semakin dalam dan lebar”, kata Menpora. 
Berdasarkan hasil riset yang salah satunya juga dilakukan dari pihak Kemenpora bahwa isu ASEAN Community hingga saat ini belum diterima dengan baik oleh masyarakat. “Masyarakat luas kita belum tahu apa itu Komunitas ASEAN, ini menjadi tugas dan tanggungjawab kita semua untuk menjelaskan dengan baik kepada masyarakat luas karena pelaku ekonomi bukan hanya kita tetapi masyarakat luas dan karena ini adalah pekerjaan rumah kita,” terangnya. 
“Kita harus melakukan hal yang penting seperti gerakan aktif untuk menyelesaikan pekerjaan rumah kita pada poin sebelumnya, apabila gerakan kita tidak komprehensif maka akibatnya publik tidak akan pernah tahu dan apa yang kita lakukan hari ini dan selanjutnya tidak akan ada gunanya. Yang terakhir kita harus tahu bahwa selain pemerintah, selain mahasiswa grassroot harus disentuh harus dikomunikasikan karena ini bukan hanya isu ditataran elit tetapi harus dihadapi bersama oleh seluruh bangsa Indonesia. (ben)