Prof Din Syamsudin : Segera Hentikan Kekerasan Militer di Mesir




Jakarta- Sejumlah Pimpinan Ormas dan Lembaga Islam
berkumpul di Gedung Dakwah Muhammadiyah. Mereka menyampaikan kecaman dan
kutukan keras terjadinya pembantaian secara brutal terhadap rakyat oleh rezim
militer Mesir. Ratusan rakyat Mesir menjadi korban tewas dan banyak korban yang
luka-luka. “Kami mendesak kekerasan segera dihentikan, hukum dan demokrasi
kembali ditegakkan secara jujur dan adil,”
kata Ketua Umum PP Muhammadiyah
Prof Dr M Din Syamsuddin, dalam jumpa pers di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl
Menteng Raya No 62 Jakarta, Senin (29/7) siang.
Dalam kesempatan itu, Pimpinan ormas dan lembaga
Islam yang datang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia, Parmusi, dan Perti, juga mendesak agar mengangkat kembali
Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir yang terpilih secara sah dan demokratis,
demi tegaknya hukum dan demokrasi  secara jujur dan adil. “Kami juga
menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, OKI, Liga Arab, dan lembaga
Internasional lainnya untuk mendukung restorasi di Mesir, mengambil peran
serius menghentikan kebrutalan rezim teroris militer Mesir,”
ucap Din.

”Kami menyatakan, mengecam keras aksi terorisme militer yang terjadi di
Mesir ini. Kami meminta aksi-aksi itu untuk segera dihentikan,” kata
Din, Senin (29/7), di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat,
dalam acara Pernyataan Bersama Ormas Lembaga Islam tentang Perkembangan
Mutakhir Mesir.

Ia menjelaskan, dengan semakin terus berlanjutnya
aksi kudeta yang bergulir di Mesir tersebut, ormas dan lembaga-lembaga
Islam Indonesia pun mendesak untuk memosisikan kembali presiden Mursi.
Sebab, pimpinan perkumpulan ormas Islam ini menyatakan, kepemimpinan
Mursi adalah sah, dipilih secara demokratis.

Din menerangkan,
Mursi dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilihan yang berlangsung
demokratis. ”Tegakkan kembali hukum dan demokrasi di sana. Kami meminta
agar Mursi dikembalikan ke bangku presidennya,” katanya.

Pimpinan ormas dan lembaga Islam juga mengingatkan
negara adi kuasa, Amerika Serikat tidak bersikap mendua dalam melihat persoalan
Mesir,  jangan melanjutkan intervensi di Mesir yang dapat mempengaruhi
perkembangan dunia Arab dan Islam. Kekacauan di negeri Arab ( Timur Tengah)
disinyalir ada campur tangan pihak Asing, seperti AS dan sekutunya.
Pemerintah Indonesia juga diminta memainkan peran
aktifnya, tidak sekadar menyampaikan kata keprihatinan. “Pemerintah
Indonesia perlu mengambil prakarsa aktif,”
kata Din. Mesir menjadi
negara pertama yang mengakui kedaulatan
dan kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk itu sepantasnya Rakyat
Indonesia peduli akan kondisi Mesir saat ini. Mari kita ikut mendoakan untuk kondisi Mesir yang kondusif.
Sekjen Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi)
Imam Suhardjo menambahkan, pemerintah Indonesia perlu menyadari bahwa Indonesia
punya hutang sejarah kepada Mesir karena Mesir adalah negara pertama yang
mengakui kemerdekaan Indonesia. “Pegiat hak asasi manusia tolong bersuara.
Satu dua orang non-Muslim tewas bersuara keras tapi sekarang ratusan orang
Mesir dibantai secara brutal, tunjukkan juga suaranya,”
kata Imam
Suhardjo.